Sejarah Kelurahan Kota Sukabumi
Nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu “Suka-Bumen”. Menurut keterangan, mengingat udaranya yang sejuk dan nyaman, orang-orang yang datang ke daerah ini tidak ingin pindah lagi karena merasa senang tinggal di sini. Kata “suka” berarti senang, dan “bumen” berarti tempat tinggal. Jadi, Sukabumi dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang menyenangkan.
Pada tahun 1914, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Kota Sukabumi sebagai “Burgerlijk Bestuur” dengan status “Gemeente”. Hal ini karena di kota ini banyak bermukim orang-orang Belanda dan Eropa, serta terdapat banyak perkebunan yang dimiliki oleh pihak kolonial di daerah Sukabumi bagian selatan, sehingga perlu mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang khusus.

In 1914, the Government of the Netherlands East Indies made Kota Sukabumi (Sukabumi Town, which has developed into Sukabumi City) a “Burgerlijk Bestuur” with the status of “Gemeente”, for the reason that many Dutch and Europeans lived here. They were owners of plantations in the southern part of Sukabumi Regency who were granted privileges.
Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi daerah otonom pada bulan Mei 1926, maka resmi diangkat “Burgemeester” yaitu Mr. G.F. Rambonnet. Pada masa ini dibangun stasiun kereta api, Masjid Agung, Gereja, dan Pembangkit Listrik. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah, ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu: Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. Van Unendan, dan Mr. W.J. Ph. Van Waning.
From the time Sukabumi was determined as an autonomous region in May 1926, a “Burgemeester” was officially appointed, Mr. G.F. Rambonnet. It was in this period that the railroad, Grand Mosque, Church, and power station were constructed. After Mr. Rambonnet, there were three successors as “Burgemeester”: Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. Van Unen, and Mr. W.J. Ph. Van Waning.
Visi
“Terwujudnya Masyarakat Kota Sukabumi yang Inovatif, Mandiri, Agamis, Nasionalis”
Misi
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak dan Berdaya Saing;
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak dan Berdaya Saing; Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan;
- Menguatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Modern dan Inovatif;
- Meningkatkan Stabilitas Ketenteraman dan Ketertiban Umum;
- Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Berbudaya dan Ramah Lingkungan;
- Menyediakan Infrastrukur yang Merata dan Berkelanjutan;
- Menyiapkan Sarana dan Prasarana Perkotaan Berkualitas;
- Mewujudkan Kesinambungan Pembangunan.